Jumat, 19 Desember 2014

Memperluas Alam Semesta

Tugas Terstruktur Pengganti Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Makalah Tentang Salah Satu Pokok Bahasan Dari Antrophysics
Expanding Universe
( Memperluas Alam Semesta )
Disusun Oleh : Puji Lestari (F03112068)
Mahasiswi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak 2014

Fakta bahwa kita melihat semua galaksi lain bergerak menjauhi kita tidak berarti bahwa kita adalah pusat alam semesta. Semua galaksi akan melihat semua bintang lain bergerak menjauh dari mereka dalam alam semesta yang mengembang. Sepotong roti kismis yang di panggang adalah model visual yang baik. Setiap kismis akan melihat semua kismis lain bergerak menjauh, itulah roti yang mengembang.
Fakta bahwa alam semesta berkembang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah itu selalu berkembang. Karena aksi gravitasi bekerja melawan ekspansi, maka jika kepadatan yang cukup besar, ekspansi akan berhenti dan alam semesta akan runtuh dalam krisis besar. Ini disebut alam semesta tertutup. Jika kepadatan yang cukup kecil, ekspansi akan terus selamanya (alam semesta terbuka). Pada kerapatan kritis tepat tertentu, alam semesta asymtotically akan mendekati tingkat ekspansi nol, tapi tidak pernah runtuh. Namun, semua bukti menunjukkan bahwa alam semesta sangat dekat dengan kerapatan kritis. Diskusi tentang perluasan alam semesta sering menyebut kepadatan parameter Ω yang merupakan kepadatan dibagi dengan kerapatan kritis, sehingga Ω = 1 mewakili kondisi kerapatan kritis.
Perkembangan Alam Semesta Dalam Al Qur'an, yang diturunkan empat belas abad yang lalu pada suatu waktu ketika ilmu astronomi masih primitif, perluasan semesta digambarkan dalam istilah berikut:
“Dan itu Kami bangun dengan kekuasaan surge dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya,” Al Qur'an, 51:47.
Kata "surga" sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, digunakan dalam berbagai tempat dalam Al Qur'an. Hal ini mengacu pada ruang dan alam semesta yang lebih luas. Kata tersebut digunakan dengan arti menyatakan bahwa alam semesta mengembang, memperluas langit atau alam semesta untuk sebagian besar. Ini berarti ilmu pengetahuan sudah sampai pada tahap ini.
Sampai awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta memiliki sifat konstan dan memiliki ada sejak waktu yang tak terbatas. Namun penelitian, observasi dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta sebenarnya memiliki awal dan terus-menerus mengembang.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia, Georges Lemaitre menghitung bahwa alam semesta berada dalam gerakan konstan dan merupakan gerakan memperluas. Gagasan ini dikonfirmasi oleh penggunaan data pengamatan di 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, Astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauh satu sama lain. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah astronomi. Selama pengamatan ini, Hubble menetapkan bahwa bintang memancarkan cahaya yang berubah merah sesuai dengan jarak karena menurut hukum fisika, cahaya pos menuju titik observasi menjadi violet, dan cahaya bergerak menjauh dari titik yang lebih kemerahan. Hubble mencatat kecenderungan terhadap warna merah dalam terang dipancarkan oleh bintang-bintang. Secara singkat, bintang-bintang bergerak semakin jauh sepanjang waktu.
Uji Teori Bing Bang, Alam Semesta Tidak Berkembang, “Jika alam semesta memperluas galaksi, seharusnya galaksi paling jauh memiliki tingkat kecerahan ratusan kali lebih redup dipermukaan objek dibanding galaksi terdekat. Tentu hal ini membuat galaksi dan bintang tidak terdeteksi dengan teleskop, tapi hal itu tidak tidak terjadi dalam pengamatan sampai saat ini”.
Tim ilmuwan membandingkan ukuran dan kecerahan ribuan galaksi yang berjarak dekat dan sangat jauh. Mereka memilih galaksi spiral yang paling bercahaya sebagai bahan perbandingan, sesuai dengan sampel luminositas rata-rata yang berjarak dekat dan jauh. Yang mereka temukan bertentangan dengan prediksi teori Big Bang, mereka menemukan bahwa tingkat kecerahan permukaan galaksi dekat dan jauh sangat identik. Peredupan Big Bang membatalkan kecerahan yang lebih besar disemua jarak untuk menghasilkan ilusi dari kecerahan konstan.
Dari saat Big Bang, alam semesta telah terus-menerus memperluas pada kecepatan yang besar. Para ilmuwan membandingkan alam semesta yang mengembang ke permukaan balon yang digelembungkan.

Sumber referensi :
http://www.isains.com/2014/05/benarkah-alam-semesta-tidak-berkembang.html
http://uislamicbooks.blogspot.com/2012/09/perkembangan-terbentuknya-alam.html
http://skyserver.sdss.org/dr1/en/astro/universe/universe.asp

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/hframe.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siapa nama kamu?