Tugas
Terstruktur Pengganti Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Makalah
Tentang Salah Satu Pokok Bahasan Dari Antrophysics
Expanding
Universe
(
Memperluas Alam Semesta )
Disusun
Oleh : Puji Lestari (F03112068)
Mahasiswi
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak 2014
Fakta
bahwa kita melihat semua galaksi lain bergerak menjauhi kita tidak berarti
bahwa kita adalah pusat alam semesta. Semua galaksi akan melihat semua bintang
lain bergerak menjauh dari mereka dalam alam semesta yang mengembang. Sepotong roti
kismis yang di panggang adalah model visual yang baik. Setiap kismis akan
melihat semua kismis lain bergerak menjauh, itulah roti yang mengembang.
Fakta
bahwa alam semesta berkembang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah itu selalu
berkembang. Karena aksi gravitasi bekerja melawan ekspansi, maka jika kepadatan
yang cukup besar, ekspansi akan berhenti dan alam semesta akan runtuh dalam
krisis besar. Ini disebut alam semesta tertutup. Jika kepadatan yang cukup
kecil, ekspansi akan terus selamanya (alam semesta terbuka). Pada kerapatan
kritis tepat tertentu, alam semesta asymtotically
akan mendekati tingkat ekspansi nol, tapi tidak pernah runtuh. Namun, semua
bukti menunjukkan bahwa alam semesta sangat dekat dengan kerapatan kritis.
Diskusi tentang perluasan alam semesta sering menyebut kepadatan parameter Ω
yang merupakan kepadatan dibagi dengan kerapatan kritis, sehingga Ω = 1
mewakili kondisi kerapatan kritis.
Perkembangan
Alam Semesta Dalam Al Qur'an, yang diturunkan empat belas abad yang lalu pada
suatu waktu ketika ilmu astronomi masih primitif, perluasan semesta digambarkan
dalam istilah berikut:
“Dan
itu Kami bangun dengan kekuasaan surge dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya,” Al Qur'an, 51:47.
Kata
"surga" sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, digunakan dalam
berbagai tempat dalam Al Qur'an. Hal ini mengacu pada ruang dan alam semesta
yang lebih luas. Kata tersebut digunakan dengan arti menyatakan bahwa alam
semesta mengembang, memperluas langit atau alam semesta untuk sebagian besar.
Ini berarti ilmu pengetahuan sudah sampai pada tahap ini.
Sampai
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia ilmu pengetahuan
adalah bahwa alam semesta memiliki sifat konstan dan memiliki ada sejak waktu
yang tak terbatas. Namun penelitian, observasi dan perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta sebenarnya
memiliki awal dan terus-menerus mengembang.
Pada
awal abad ke-20, fisikawan Rusia Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia,
Georges Lemaitre menghitung bahwa alam semesta berada dalam gerakan konstan dan
merupakan gerakan memperluas. Gagasan ini dikonfirmasi oleh penggunaan data
pengamatan di 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, Astronom
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling
menjauh satu sama lain. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar
dalam sejarah astronomi. Selama pengamatan ini, Hubble menetapkan bahwa bintang
memancarkan cahaya yang berubah merah sesuai dengan jarak karena menurut hukum
fisika, cahaya pos menuju titik observasi menjadi violet, dan cahaya bergerak
menjauh dari titik yang lebih kemerahan. Hubble mencatat kecenderungan terhadap
warna merah dalam terang dipancarkan oleh bintang-bintang. Secara singkat,
bintang-bintang bergerak semakin jauh sepanjang waktu.
Uji
Teori Bing Bang, Alam Semesta Tidak Berkembang, “Jika alam semesta memperluas
galaksi, seharusnya galaksi paling jauh memiliki tingkat kecerahan ratusan kali
lebih redup dipermukaan objek dibanding galaksi terdekat. Tentu hal ini membuat
galaksi dan bintang tidak terdeteksi dengan teleskop, tapi hal itu tidak tidak
terjadi dalam pengamatan sampai saat ini”.
Tim
ilmuwan membandingkan ukuran dan kecerahan ribuan galaksi yang berjarak dekat
dan sangat jauh. Mereka memilih galaksi spiral yang paling bercahaya sebagai
bahan perbandingan, sesuai dengan sampel luminositas rata-rata yang berjarak
dekat dan jauh. Yang mereka temukan bertentangan dengan prediksi teori Big
Bang, mereka menemukan bahwa tingkat kecerahan permukaan galaksi dekat dan jauh
sangat identik. Peredupan Big Bang membatalkan
kecerahan yang lebih besar disemua jarak untuk menghasilkan ilusi dari
kecerahan konstan.
Dari
saat Big Bang, alam semesta telah terus-menerus memperluas pada kecepatan yang
besar. Para ilmuwan membandingkan alam semesta yang mengembang ke permukaan
balon yang digelembungkan.
Sumber referensi
:
http://www.isains.com/2014/05/benarkah-alam-semesta-tidak-berkembang.html
http://uislamicbooks.blogspot.com/2012/09/perkembangan-terbentuknya-alam.html
http://skyserver.sdss.org/dr1/en/astro/universe/universe.asp
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/hframe.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Siapa nama kamu?